Indonesia terkenal dengan keragamannya dan pendiri Republik Indonesia sangat mengetahui hal ini. Itulah mengapa semboyan dari Indonesia adalah “berbeda-beda tetapi tetap satu.”
Indonesia berada di bawah kekuasaan asing untuk waktu yang sangat lama
karena bangsa ini tidak bersatu saat itu. Setiap kelompok berperang demi
kelompoknya masing-masing dan mereka menderita kekalahan. Indonesia akhirnya mendapatkan kemerdekaannya hanya setelah mereka memutuskan untuk bersatu.
Kita dapat belajar dari sejarah bangsa ini. Tanpa kesatuan, tubuh Kristus akan mengalami kekalahan dan penindasan dari kuasa Iblis.
Karena tanpa kesatuan, pengurapan Tuhan tidak akan maksimal dan kitapun
tidak akan dapat hidup secara optimal. Seperti yang dikatakan Mazmur 133:1-2, “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya,” kesatuan
menyebabkan pengurapan Tuhan turun kepada kita untuk memampukan kita
melakukan hal-hal yang besar dan ajaib yang berkenan di hati Tuhan agar
dunia mengetahui bahwa Dia dan Allah Bapa mengasihi kita.
Kesatuan adalah hal yang nampak
sederhana dan sering dianggap sepele, tetapi sesungguhnya kesatuan
memiliki kekuatan yang luar biasa. Firman Tuhan mengatakan
bahwa satu orang dapat mengalahkan seribu, dua orang mengalahkan sepuluh
ribu (Baca Ulangan 32:30). Kita dapat melihat pelipatgandaan yang
sungguh luar biasa sebagai dampak dari kesatuan. Untuk itulah iblis
berusaha sekeras mungkin untuk memecah belah para anggota tubuh Kristus
karena dia mengetahui kuasa dari kesatuan.
Lalu apa yang harus kita lakukan agar
kita bisa mencapai kesatuan di tubuh Kristus? Untuk dapat mencapai
kesatuan, dibutuhkan suatu kerendahan hati untuk menerima kelebihan
maupun kekurangan orang lain maupun gereja-gereja lain. Mari kita
mengikuti teladan Yesus Kristus "yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Filipi 2:6-8).
Kita
sudah ditetapkan dari semula untuk menjadi bagian dari keluarga Tuhan
dan setiap dari kita adalah anggota tubuh Kristus. Masing-masing dari
kita memiliki fungsi yang berbeda, dan setiap dari kita itu unik dan
berharga di mata Tuhan. Jadi jauhkanlah keirihatian dari hatimu dan
fokuskanlah matamu pada Tuhan. Naiklah ke "tempat tinggi" karena
pemandangan dari puncak akan jauh berbeda daripada pemandangan di
lembah. Mulailah melihat segala sesuatunya melalui "kacamata" Tuhan.
“Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita” 1 Kor 12:26
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar