Bayi berkomunikasi lewat tangisan. Semua orangtua dan calon orangtua tahu ini. Tapi, tahukah Anda bahwa bayi juga bisa menangis ketika emosi Anda sedang negatif ?
Saking lembut dan perasanya bayi, mereka
bisa membedakan sentuhan yang biasa (penuh kasih dan sayang) dengan
sentuhan yang sedang emosi dari orang yang sama. Tak hanya itu saja,
bayi memiliki tangisan berbeda untuk masalah yang berbeda.
Pada mulanya, tangisan bayi mungkin
terdengar sama saja, tetapi bila orangtua cermat menyimak, lama-lama
akan tahu “arti” jenis tangisan yang berbeda. Sampai dengan usia tiga
bulan, bayi memang masih sering menangis, kemudian frekuensinya akan
menurun dan orangtua biasanya dapat mengenali tangisannya.
Bayi lapar, mula-mula terjadi tangisan yang ritmis, semakin lama semakin keras, dan akan berhenti setelah diberi susu.
Mengantuk atau lelah,
tangisannya berfluktuasi dalam hal nada serta volume suara dan tidak
teratur. Tanda-tanda lainnya adalah mengisap jari, mengucek-ucek mata,
menepuk-nepuk telinga, terlihat gelisah dan sesekali memutar kepalanya
dari satu sisi ke sisi lain.
Kesakitan, tangisannya keras dan melengking. Setengah berteriak, tangisannya panjang. Wajahnya memperlihatkan rasa tidak nyaman.
Pipis atau BAB,
tangisannya terdengar berteriak dengan suara yang keras. Napasnya agak
tersendat karena temponya berubah lebih cepat disusul dengan suara
tangisan berikutnya.
Takut. Tangisannya
tiba-tiba, keras, dan melengking seperti megap-megap untuk menarik
napas. Tangisan itu akan menghilang kalau rasa takut sudah teratasi.
Bosan atau kesepian, tangisannya pendek-pendek, kadang diam, kemudian menangis pendek lagi.
Sumber: Kompas
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar