Home » Relationship » CINTA itu KOMITMEN
CINTA itu KOMITMEN
Dalam teori, dongeng, ataupun film romantis, cinta merupakan satu-satunya syarat untuk bahagia. Namun dalam kehidupan nyata, cinta hanya merupakan salah satu "bahan" yang dibutuhkan untuk menjalani hubungan jangka panjang. Sementara, banyak orang hanya mengandalkan perasaan cinta yang bisa membutakan dan membuat seseorang menjadi irasional.Sebuah hubungan tidak hanya tentang emosi dan perasaan cinta semata.
Sebuah hubungan juga membutuhkan komitmen, tanggung jawab, dan faktor eksternal, yaitu waktu untuk menjalani hubungan. Hubungan adalah tentang komitmen untuk memutuskan berbagai hal bersama mengenai sesuatu yang baik atau buruk. Menikah ataupun tidak menikah, ketika Anda memutuskan untuk menjalin hubungan khusus dengan orang lain, saat itulah Anda terikat pada komitmen. Bentuknya, menjalani hubungan dengan integritas, saling hormat, dan saling menyayangi dalam berbagai keadaan. Termasuk ketika Anda sedang berada dalam emosi tinggi dan marah kepada pasangan.
Ketika jatuh cinta biasanya Anda akan melakukan apa saja untuk cinta, dan bahkan berbagai tindakan yang tidak rasional karena semuanya terasa indah terlihat. Cinta memang tidak rasional dan tidak bisa dikendalikan. Jika Anda membiarkan perasaan yang begitu emosional ini mendikte perilaku Anda, maka Anda akan dengan segera menyadari bahwa cinta seringkali hanya terjadi saat Anda sedang berada di atas dan senang, bukan pada saat Anda di bawah dan sedih. Yang Anda alami bukanlah cinta sejati, namun cinta yang mengharapkan sesuatu.
Cinta itu komitmen. Komitmen itu tidak tergantung pada hati dan perasaan seseorang namun lebih tergantung pada pilihan yang Anda lakukan dan diambil dengan sadar, sehingga Anda sadar bahwa Anda memiliki kendali penuh atas komitmen Anda.
Begitu pula cinta kita dengan Tuhan, bagaimana kita mentaati perintah Tuhan dan membenci apa yang Tuhan benci, bagaimana komitmen kita dengan Tuhan.
"Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak” (Mazmur 37:5).
Jadi komitmen atau penyerahan kita kepada Allah harus konsisten.Mari perhatikan kembali bagaimana cinta kita dengan Tuhan, bagaimana cinta kita dengan pasangan kita, apakah hanya sekedar mencintai tanpa berkomitmen? Atau komitmen kita sudah mulai kendor. Kristus telah membuat suatu komitmen untuk kita yang berarti DIA sungguh mengasihi kita. Cinta-Nya adalah teladan untuk kita kembali kepada cintanya Tuhan, memperbaharui komitmen kita terhadap Tuhan dan pasangan kita.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5 : 8).
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar