KASIH TANPA SYARAT

Bookmark and Share

Cinta kasih Allah adalah landasan dari semua peraturan dalam hukum Taurat. Cinta kita akan Allah dan sesama layaknya mengalir dari cinta Allah yang melimpah dalam hidup kita. Tanpa kesadaran ini, kita hanya menyombongkan diri dengan kemampuan kita membagi kasih. Kita sebetulnya tidak mampu mencintai dengan ikhlas sehingga Yesus mengatakan, ”… tinggallah di dalam kasih-Ku itu” (Yoh. 15:9). Begitu mudah mencintai orang yang mencintai kita, yang berjasa terhadap kita, serta yang telah berbuat baik bagi kita. Namun, mencintai demi cinta itu sendiri adalah anugerah, yang butuh pengorbanan diri dan tanpa syarat dalam menghayatinya.


Kasih di tengah dunia hanyalah berupa atribut atau kata sifat, maka manusia bukanlah cinta itu sendiri. Allah yang sejati tidak hanya memiliki kasih tetapi Allah adalah Kasih itu sendiri. Konsep ini begitu besar dan tidak boleh dibalik menjadi: Kasih adalah Allah. Kasih manusia bisa berubah tanpa mengubah pribadi manusia. Kasih Allah adalah alami berasal dari Allah, jika kasih tersebut berubah maka Diri Allah juga berubah. Ketika manusia tidak kembali kepada Allah, maka seluruh kata “kasih” yang dipakainya adalah kosong belaka dan bersifat manipulatif. hal yang paling dahsyat jika kita kembali kepada kasih Allah. Hanya dengan Allah, manusia baru dapat mengerti kasih dan bisa mengalami kasih sehingga bisa menjalankan kasih itu sendiri.

Allah mencintai manusia bukan hanya karena Dia adalah Kasih, tetapi juga karena Dia telah mempraktekkan kasih dengan dahsyat yang tidak bisa dibandingkan dengan cinta yang lain di dunia ini. Kasih Allah bukan hanya besar tetapi besar sekali sampai tidak terkatakan karena Allah merencanakan suatu perencanaan penyelamatan manusia, beribu tahun mempersiapkannya, mengatur dan melibatkan begitu banyak pihak untuk menggenapi rencanaNya tersebut. Dan bukan hanya itu, Dia juga memberikan AnakNya yang tunggal, satu-satunya yang Dia kasihi.

Kita ini tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan, kita telanjang di hadapan Allah, dan hanya karena anugerah Tuhanlah kita bisa terus berjalan. Adakah hal lain di dunia ini yang bisa membuat kita membuang cinta Tuhan yang sedemikian dan menggeser iman kita dari Tuhan? Di tengah-tengah zaman yang seperti ini, marilah kita membangun kualitas iman kita berdasarkan anugerah cinta Tuhan, dan itulah yang kita bawa untuk memenangkan banyak jiwa
Roma 8:38-39 “
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar